RINGKASAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
dan Konseling di SD
Dosen
Pengampu: Enik Nur Kholidah. S.Pd, M.A.
Disusun Oleh :
Nur Muhar Firmansyah
11144600164
Kelas A4-11
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling
Latar belakang
perlunya bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti;
filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi
dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan.
B.
Latar
Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Menurut Hamalik
(1992). Kebutuhan bimbingan bagi peserta didik di sekolah dipengaruhi oleh
perkembangan IPTEK dan kebudayaan yang dapat mempengaruhi dunia pendidikan, maka
perlunya peninjauan terhadap kurikulum
juga agar output pendidikan sesuai dengan perkembangan IPTEK serta kebudayaan. Proses pendidikan di sekolah
tidak akan berhasil secara baik jika tidak didukung dengan adanya bimbingan yang baik juga. Bimbingan dan
konseling di sekolah dilaksanakan untuk membantu peserta didik dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.
C.
Masalah-masalah
peserta didik di sekolah
1.
Masalah perkembangan
individu
2.
Perbedaan individu
dalam hal kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dll.
3.
Kebutuhan individu dalam
hal memperoleh kasih sayang, harga diri, ingin dikenal, dll.
4.
Penyesuaian diri dan
kelainan tingkah laku.
5.
Masalah belajar
BAB
2
SEJARAH
PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di amerika
Layanan
bimbingan di Amerika mulai diberikan oleh jesse B. Davis sekitar tahun
1898-1907. Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat
pada awal tahun 1950. ditandai dengan berdirinya APGA (American Personnel
Guidance Association) pada tahun 1952.
B. Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia
Bimbingan dan konseling di Indonesia di mulai pada
tahun 1960. Kegiatn layanan ini dilakukan dibeberapa pendidikan formal
sekolah, tetapai setelah lahir kurikulum baru diseluruh tingkatan diharuskan
melaksanakan program bimbingan konseling dan penyuluhahingga tin. Dalam
pelaksanaannya program tersebut mengalami kendala karena kurangnya tenaga
pendidik sehingga tidak berkembang. Untuk mengatasi masalah tersebut kemudian
membuka jurusan bimbingan.
Masyarakat mengenal istilah konseling dan penyuluhan sebagai bimbingan, tetapi yang
digunakan sendiri adalah konseling.
Karena penyuluhan sendiri bisa diartikan dengan pengertian yang lebih luas lagi
dari bimbingan. Penyuluhan sendiri dapat berupa penyuluhan keluarga.sedangkan
konseling pemberian bantuan terhadap masalah sampai selesai dan yang bermasalah
dapat menemukan cara sendiri untuk menyelesaikannya.
BAB 3
PENGERTIAN, TUJUAN, ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN
KONSELING
A. Pengertian
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan konseling
merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing
(konselor) kepada individu (klien) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbale balik antara keduanya, agar klien memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan
masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
B. Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakat), berbagai latar belakakang yang ada (latar belakang keluarga,
pendidikan, status social ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Tujuan khusus
bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum dengan mengaitkan
secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya.
C. Asas-asas
Bimbingan Dan Konseling
1. Asas
kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan
klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain.
2. Asas
kesukarelaan
Berlangsung atas dasar sukarela
baik klien maupun konselor.
3. Asas
keterbukaan
Klien terbuka ke konselor semua permasalahannya
4. Asas
kekinian
Masalah sekarang bukanlah masalah
yang akan dialami masa datang
5. Asas
kemandirian
Klien dapat berdiri sendiri
6. Asas
kegiatan
Klien dapat bekerja giat dengan
diri sendiri
7. Asas
kedinamisan
Ada perubahan dari klien
8. Asas
keterpaduan
Memadukan aspek kepribadian klien
9. Asas
kenormatifan
Tidak bertentangan dengan norma
10. Asas
keahlian
Keteraturan sistematik
11. Asas
alih tangan
Segenap kemampuan untuk individu
12. Asas
tutwuri handayani
Tercipta hubungan keseluruhan
BAB 4
KESALAHPAHAMAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Kesalahpahaman
dalam bimbingan dan konseling
1. Bimbingan
dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan
Bimbingan konseling dianggap
merupakan pelayanan yang tidak perlu
dalam pendidikan tetapi harusnya dilakukan oleh tenaga ahli.
2. Konselor
disekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Yang bertugas menjaga tata tertib
dan displin maka apabila ada masalah atau ada yang melanggar konselor yang
turun tangan sehinnga di anggap sebagai polisi sekolah
3.
Bimbingan dan konseling
semata- mata sebsgai proses pemberian nasehat
BK tidak hanya
sebagai pemberian bantuan tetapi menyangkut keseluruhan kepentingan peserta didik
4.
Bimbingan dan konseling
dibatasi hanya pada menangani masalah yang bersifat insidental
Sebagai konselor
tidak hanya menunggu peserta didik datng mengemukakan masalahnya karena
menyangkut dimensi waktu yang luas
5.
Bimbingan dan konseling
hanya untuk klien/peserta didik tertentu saja
BK tidak hanya
untuk peserta didik tetapi juga terbuka untuk individual atau kelompok yang
memerlukan
6.
Bimbingan dan konseling
melayani “orang sakit” dan “kurang normal”
BK hanya
melayani orang yang normal
7.
Bimbingan dan konseling
bekerja sendiri
BK tiak hanya
bekerja sendiri tetapi perlu bekerja sama dengan orang lain.
8.
Konselor harus aktif,
sedangkan pihak lain pasif
Sebagai konselor
bertindak sebagai penggerak
9.
Menganggap pekerjaan
Bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
BK tidak bisa
dilaksanankan oleh siapa saja
10.
Pelayanan Bimbingan dan
konseling berpusat pada keluhan pertama saja
Konselor melihat
dari gejala yang disampaikan oleh klien
11.
Menyamakan pekerjaan
Bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater
BK terdapat
persamaan dengan dokter yaitu menginginkan pasien atau klien dari penderitaan.
12.
Mengapa hasil pekerjaan
Bimbingan dan konseling harus segera dilihat
Masalah yang
dialami klien segera diatasi
13.
Menyamaratakan cara
pemecahan masalah bagi semua klien
Cara mengatasi
masalah dilihat dari kepribadian klien
14.
Memusatkan usaha
Bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi Bimbingan dan
konseling (misalnya tes, inventori, angket dan alat pengungkap lainnya).
Perlu
adanyasarana dan pengembangan ketrampilan konselor
15.
Bimbingan dan konseling
dibatasi hanya menangani masalah yang ringan-ringan saja
BAB 5
FUNGSI, PRINSIP-PRINSIP DAN LANDASAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A. Fungsi bimbingan dan
konseling
1.
Fungsi pencegahan
Untuk mencegah
timbulnya masalah pada diri siswa yang dapat menghambat perkembangannya.
Layanan untuk
mencegah masalah:
a.
Layanan orientasi
b.
Layanan pengumpulan
data
c.
Layanan kegiatan
kelompok
d.
Layanan bimbingan
karier
2.
Fungsi pemahaman
Pelayanan
bimbingan konseling dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang diri klien
beserta permasalahannya, lingkungannya
a.
Pemahaman tentang klien
(titik tolak upaya pemberian bantuan kepada
klien)
b.
Pemahaman tentang
masalah klien
(membantu
memecahkan masalah klien melalui bimbingan dan konseling)
c.
Pemahaman tentang
lingkungan
(pelayanan
bimbingan dan konseling diberikan agar siswa memahami lingkungannya secara
lebih baik, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, tempat bermain dan
masyarakat).
d.
Fungsi pengentasan
(upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah klien/ peserta didik yang mempunyai masalah
dan tidak dapat memecahkan sendiri)
e.
Fungsi pememliharaan
(memelihara segala sesuatu yang baik yang ada
pada siswa, baik itu dari pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapainya).
f.
Fungsi penyaluran
(untuk menggali dan memberikan bantuan kepada
peserta didik dengan menyalurkan/
mengembangkan diri siswa sesuai dengan bakat, minat, kecakapan dan cita-cita
siswa secara optimal)
g.
Fungsi penyesuaian
(membantu
terciptanya penyesuaian siswa dengan lingkungannya)
h.
Fungsi pegembangan
(membantu
peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki secara lebih terarah)
i.
Fungsi perbaikan
(untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi peserta didik, bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang
dihadapi oleh peserta didik.
j.
Fungsi advokasi
(membantu
peserta didik memperoleh pembelaaan atas hak atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian)
B.
Prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling
1. Prinsip-prinsip
berkenaan dengan sasaran pelayanan
Bimbingan
dan konseling melayani semua individu tentang sikap, keunikan, dan bimbingan
2. Prinsip-prinsip
berkenaan dengan masalah individu
Ø Bidang
bimbingan dibatasi pada hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian diri di sekolah, rumah
dan masyarakat.
Ø Keadaan
sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan marupakan salah satu
faktor pada diri individu sehingga menuntut perhatian seksama dari konselor.
3. Prinsip-prinsip
berkenaan dengan program layanan
Program bimbingan dan konseling
harus disusun dan dipadukan sejalan dengan pendidikan dan pengembangan secara
menyeluruh. Fleksibel dan berkesinambungan.
4. Prinsip-prinsip
berkenaan dengan pelaksanaan layanan
BK harus diarahkan untuk
mengembangkan klien agar dapat membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan, saling bekerjasama, dan dilaksanakan oleh tenaga ahli.
5. Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Konselor
harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas, memiliki
kesiapan yang tinggi, professional, bertanggungjawab,memahami perkembangan anak
didik dan mampu bekerjasama.
C.
Landasan
Bimbingan dan Konseling
1. Landasan
filosofis
Bimbingan dan
Konseling didasari oleh hakekat manusia agar upaya-upaya satuan layanan efektif
dan tidak menyimpang dari kemanusiaan.
2. Landasan
religious
Peran agama
dalam bimbingan dan konseling akan memberika warna, arah dan suasana hubungan
konseling yang tercipta antara klien dan konselor.
3. Landasan
Psikologis
Landasan
psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang
tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
4. Landasan
social budaya
Lingkungan
social budaya sangat besar pengaruhnya terhadap sikap, perilaku maupun cara
berpikir seseorang.
5. Landasan
ilmiah dan tekhnologis
Salah satu ilmu
dan perangkat teknologi seperti computer dan perangkat teknologi lainnya secara
langsung juga dimanfaatkan dalam bimbingan dan konseling.
6. Landasan
pedagogis
Layanan
bimbingan dan konseling harus berlandaskan pada kegiatan pendidikan dan
merupakan proses pengiring pendidikan.
BAB 6
JENIS LAYANAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Layanan
Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang (orang tua)
terhadap lingkungan (sekolah) yang baru.
1.
Layanan
orientasi di sekolah
Dalam kaitan menunjukkan beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian, yaitu;
a. Program
orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan juga memberikan
kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b. Murid-murid
yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah.
c. Anak-anak
dari kelas sosio ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyesuikan diri dari pada anak-anak dari kelas sosio ekonomi yang lebih
tinggi.
2.
Metode
layanan orientasi sekolah
Masing-masing pokok materi orientasi yang akan disampaikan
kepada siswa disesuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan anak
3.
Layanan
orientasi di luar sekolah
Demikian juga individu yang memasuki lingkungan baru
di luar (pegawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana yang kembali
ke masyarakat dan tidak terkecuali pengantin baru) memerlukan orientasi tentang
lingkungan barunya.
B.
Layanan
Informasi
Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman
keada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal (seperti
informasi pendidikan dan informasi jabatan
Jenis-jenis Informasi
a.
Informasi
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak
siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau
kesulitan.
b.
Informasi
jabatan
Untuk
siswa disekolah diklasifikasikan informasi jabatan/pekerjaan ke dalam lima
tingkat, yaitu tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA dan pasca SLTA.
c.
Informasi
Sosial Budaya
Informasi social budaya meliputi:
1) Macam-macam
suku bangsa
2) Adat
istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
3) Agama
dan kepercayaan-kepercayaan
4) Bahasa,
terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman suatu bangsa
dengan bangsa lainnya. Potensi-potensi daerah
5) Khusus
masyarakat atau daerah tertentu
6) Informasi
itu perlu diperluas sampai menjangkau informasi bangsa-bangsa lain.
d.
Metode
layanan informasi di sekolah
Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti metode ceramah, diskusi panel, wawancara,
karyawisata, alat peraga dan alat-alat bantu lainnya.
e.
Layanan
informasi di luar sekolah
Layanan
informasi di luar sekolah yaitu informasi yang berkenaan dengan penghidupan
yang lebih luas, yaitu perkehidupan beragama, berkeluarga, bekerja,
bermasyarakat dan bernegara, yang merupakan kebutuhan banyak banyak warga
masyarakat.
C.
Layanan
Penempatan Dan Penyaluran
Layanan ini bertujuan agar peserta didik berada pada posisi dan pilihan
yang tepat, yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan
karier, kegiatan ekstra, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi yang
sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama bimbingan yang didukung
adalah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.
D.
Layanan
Bimbingan Pembelajaran
Layanan ini dapat memungkinkan peserta didik
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik keterampilan
dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya.
1.
Pengenalan
siswa yang mengalami masalah belajar
Banyak siswa
yang berhasil dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal,
seperti rapot rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir.
Tes Hasil Belajar
Untuk
menegetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan pengajaran.
Kemampuan
Dasar
Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau
diungkapkan dengan mengadministrasikan tes intelligence yang sudah baku.
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap
dan kebiasaan belajar adalah merupakan salah satu factor yang penting dalam
belajar. Sebagian hasil dari belajar ditemukan oleh sikap dan kebiasaan yang
dilakukan siswa dalam belajar.
Tes Diagnotis
Tes
diagnotis merupakan instrument untuk mengungkap adanya kesalahan-kesalahan yang
dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
Analisis Hasil Belajar atau Karya
Analisis
hasil belajar merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan
memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang ditampilkan siswa, baik
melalui tulisan,
2.
Upaya
membantu siswa yang mengalami masalah belajar
a.
Pengajaran
Perbaikan
Merupakan suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang
menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahankesalahan
dalam proses dan hasil belajar mereka.
b.
Kegiatan
Pengayaan
Merupakan suatu
bentuk yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat
cepat dalam belajar.
c.
Peningkatan
motivasi belajar
Apabila kepada
siswa ditanyakan mengapa mereka belajar, maka akan diperoleh berbagai jawaban.
3.
Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan
kebiasaaan belajar yang efektif. Untuk itu siswa hendaknya didorong untuk
meninjau sikap dan kebiasaan dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip belajar
dibawah ini:
1)
Belajar berarti
melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekedar membaca bahan-bahan yang
tercetak dalam buku- buku teks.
2)
Efisiensi belajar akan
meningkatkan apabila perbuatan belajar itu didasarkan atas rencana atau tujuan
yang nyata dan hasil dapat diukur.
3)
Kata-kata, ungkapan-ungkapan,
dan kalimat-kalimat yang ada dalam bahan yang dipelajari baru dibaca dengan
penuh pengertian.
4)
Sebagian bahan belajar
hanya dapat dipelajari dengan baik kalau menggunakan seluruh metode belajar.
5)
Belajar dengan suasana
terpaksa tidak memberikan harapan besar untuk berhasil dengan baik.
6)
Untuk dapat
melaksanakan kegiatan dan mencapai hasil belajar yang baik diperlukan adanya
suasana hati yang aman, kesehatan yang baik, tidur teratur dan rekreasi yang
memadai.
E.
Layanan
Konseling Perseorangan
Merupakan layanan bimbingan belajar yang
memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung melalui tatap muka dengan
pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalahnya.
1.
Layanan
konseling diselenggarakan secara “resmi”
a.
Layanan itu merupakan
usaha yang disengaja.
b.
Tujuan layanan tidak
boleh lain dari pada untuk kepentingan dan kebahagianan klien.
c. Kegiatan
layanan diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan.
d. Metode
dan teknologi dalam layanan berdasarkan teori yang telah teruji.
e. Hasil
layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.
2.
Pengentasan
masalah melalui konseling
Melalui
konseling klien mengharapkan agar masalah yang dideritannya dapat dientaskan.
Langkah-langkah umum upaya pengentasan masalah melalui konseling :
a. Pemahaman
masalah
b. Analisis
sebab-sebab timbulnya masalah
c. Aplikasi
metode khusus
d. Evaluasi
e. Tindak
lanjut
3.
Tahap-tahap
Keefektifan Pengentasan Masalah melalui Konseling
Ada
lima tahap keefektifan konseling dalam pengentasan masalah pada klien:
a.
Kesadaran dan pemahaman
masalahnya.
b.
Kesadaran akan perlunya
bantuan orang lain.
c.
Usaha mencari bantuan
d.
Partisipasi aktif dalam
proses bantuan konseling
e.
Konseling mengubah
tingkah laku klien dan masalah klien berangsur-angsur teratasi.
4.
Pendekatan dan teori konseling
a.
Konseling
Direktif
Konseling direktif menurut langkah-langkah umum
sebagai berikut :
1) Analisis
data tentang klien
2) Pensintesisan
data untuk mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan klien.
3) Diagnosis
masalah
4) Prognosis
atau prediksi tentang perkembangan masalah selanjutnya.
5) Pemecahan
masalah.
b.
Konseling
non-direktif
Konseling non
direktif merupakan upaya memecahan masalah yang berpusat pada klien. Melalui
pendekatan ini klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan Pendektan ini
berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap
memiliki potensi dan mampu mengatasi masalahnya sendiri.
c.
Konseling
elektrik
Kebanyakan
diantara mereka bersikap elektrik yang mengambil berbagai kabaikan dari kedua
pendekatan ataupun berbagai teori konseling yang ada itu, mengembangkan dan
menerapkannya dalam praktek sesuai dengan permaslahan klien,
d.
Konseling
di lingkungan kerja yang berbeda
Disadari
lingkungan kerja yang berbeda-beda itu menuntut berbagai pengkhususan pelaksanaan layanan konseling, namun dengan
berbagai pendekatan, teori dan metodologi yang dimiliki.
F.
Layanan
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Merupakan layanan yang
memungkinkan sejumlah siswa secara berkelompok memperoleh berbagai nara sumber
(pembimbing) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari sebagai
individu untuk bahan pertimbangan atau pengambilan keputusan tertentu dan untuk
membahas permasalahan melalui kegiatan kelompok.
1. Ciri-ciri
kelompok
Suatu kelompok
terdiri dari sujumlah orang, tetapi kelompok bukan sekedar kumpulan sekedar
orang. Menurut jumlah anggotanya dikenal adanya kelompok dua ( yang terdiri
dari dua anggota ) , kelompok tiga dan seterusnya. Kelompok kecil ( beranggota
2-5 orang ), kelompok sedang (6-15 orang), kelompok agak besar (16-25 orang),
kelompok besar (26-40 orang) dan
seterusnya sampai
2. Bimbingan
konseling
Gazda (1978)
mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi
kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan
dan keputusan yang tepat.
3.
Konseling kelompok
Merupakan
layanan perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok. Dalam konseling
kelompok klien memperoleh bahan-bahan bagi pengembangan diri dan pengentasan
masalahnya baik dari bahan konselor maupun dari rekan-rekan anggota kelompok.
3. Layanan
bimbingan waktu luang, yaitu layanan berupa bimbingan luar jam sekolah
a. Bagi
peserta didik yang tinggal di asrama
b. Bagi
peserta didik di lingkungan keluarga
G.
Penguasaan
Konten
Penugasan konten
yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
H.
Konsultasi
Layanan yang
membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman,
dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik.
I.
Mediasi
Yaitu layanan
yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antar mereka.
BAB
7
KEGIATAN
PENUNJANG BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Instrumentasi bimbingan konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang siswa (baik individu maupun kelompok) Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan instrument tes maupun non tes.
1. Instrument
tes
Tes merupakan
prosedur untuk mengungkap tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam
bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu.
2.
Instrumen non-tes
Instrumen non-tes
meliputi berbagai prosedur:
a.
Pengamatan (dengan
cara mengamati peserta didik)
b.
Wawancara
c.
Catatan anekdot
(hasil pengamatan tentang tingkah laku yang tidak biasa atau khusus yang perlu
mendapatkan perhatian tersendiri).
d.
Angket (daftar
isisan yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai hal tentang diri individu)
e.
Sosiometri
(instrumen untuk melihat dan memberikan gambaran tentang pola hubungan sosial
diantara individu-individu dalam kelompok)
f.
Inventori
(instrumen untuk mengungkap berbagai hal seperti pengungkapan jenis masalah
yang dialami individu, sikap dan kebiasaan belajar siswa)
B.
Penyelenggaraan himpunan data
Seluruh
data siswa perlu dihimpun dan disusun menurut suatu sistem yang jelas, agar
pemasukan dan pengeluarannya dapat dilakukan dengan mudah dan terpelihara.
Data pribadi siswa di sekolah misalnya: identitas pribadi,
latar belakang rumah dan keluarga, mental, bakat dan kepribadiannya dll.
C.
Kegiatan khusus
1.
Konferensi kasus
Konferensi kasus di sekolah biasanya diselenggarakan
untuk membantu permasalahan yang dialami oleh seorang siswa.
Tujuannya agar:
a.
Siswa memperoleh
gambaran yang lebih jelas secara menyeluruh tentang permasalahannya.
b.
Terkomunikasinya
permasalahan terhadap pihak yang bersangkutan sehingga penanganan masalah
menjadi lebih mudah.
c.
Terkoodinasi
sehingga penanganan masalah lebih efektif dan efisien.
2.
Kunjungan rumah
Kunjungan rumah tidak dilakukan untuk semua siswa, tetapi
hanya untuk siswa yang memiliki permasalahan yang menyangkut orang tua atau
lingkungan rumah. Tujuannya agar memperoleh data tambahan tentang permasalahan
siswa, menyampaikan permasalahan anaknya kepada orang tua.
3.
Alih Tangan
Konselor dapat menerima klien dari pihak lain atau
konselor dapat mengalih tangankan klien kepada pihak lain apabila permasalahan
klien belum dapat diatasi secara tuntas sesuai dengan bidang keahliannya.
BAB 8
BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan
di SD agar pribadi dansegenap potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang
secara optimal.
A.
Karakteristik siswa
SD
Dalam perkembangannya anak sering mengalami hambatan dan
permasalahan sehingga mereka banyak bergantung kepada orang lain terutama orang
tua dan guru. Adanya latihan, pengajaran dan bimbingan diharapkan dapat
menunjang pencapaian tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan tujuan
pendidikan.
B.
Bidang Bimbingan
dan Konseling di SD
Pelayanan BK di SD mengacu pada perkembangan peserta
didik yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya yang lebih luas dan belajar
bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan dan norma-norma yang berlaku di
lingkungannya.
C.
Jenis-jenis Layanan
Bimbingan dan Konseling di SD
1.
Layanan orientasi
2.
Layanan informasi
3.
Penempatan atau
penyaluran
4.
Konseling
perorangan
5.
Bimbingan kelompok
6.
Konseling kelompok
D.
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1.
Pembimbing
melalui karier sejak awal
2.
Konselor
selalu mempertahankan sikap professional
3.
Konselor
bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesionalnya
4.
Konselor bertanggung jawab terhadap semua
siswa
5.
Konselor
harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa yang mengalami
masalah dengan pengajaran disekolah
6.
Konselor
harus bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah dalam memberikan perhatian.
BAB 9
STATUS, POLA POKOK KEGIATAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A.
Status bimbingan dan konseling di sekolah dasar
1.
Kegiatan BK si
sekolah dasar merupakan salah satu komponen dalam standar prestasi kerja guru
kelas
2.
Kegiatan BK wajib
dilaksanakan oleh guru kelas terhadap semua siswa yang menjadi tanggung
jawabnya.
B.
Pola pokok Kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah
dasar
Bimbingan dan
konseling di SD pada dasarnya penyesuaian terhadap tingkat perkembangan siswa
dan kondisi SD.
C.
Bimbingan dan konseling pola 17
1.
Pengertian, tujuan,
fungsi dan asas-asasnya
2.
Bidang bimbingan:
bimbingan pribadi, sosial belajar dan karier
3.
Jenis layanan:
layanan orientasi, informasi, penempatan, pembelajaran, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
D.
Kegiatan layanan bimbingan konseling
Layanan
bimbingan disesuaikan dengan tujuan dan sasarannya, serta karakteristik tujuan
dan perkembangan peserta didik dalam aspek pribadi, sosial, pendidikan dan
karier serta kebutuhan peserta didik dari masing-masing tingkatan pendidikan.
1.
Bimbingan pribadi
sosial
a.
Mengenalkan ciri
khusus yang ada pada diri sendiri
b.
Mengenalkan sikap
terpuji
c.
Mengenalkan
ciri-ciri khusus orang lain
d.
Menjelaskan
perlunya kerja sama
2.
Bimbingan belajar
a.
Membimbing siswa
tentang cara merencanakan belajar yang baik di rumah dan di sekolah
b.
Memotivasi agar
menyenangi nata pelajaran
c.
Mengenalkan manfaat
belajar yang benar
d.
Mengenalkan tujuan
belajar
3.
Bimbingan karier
a.
Menggambarkan
perkembangan diri siswa
b.
Menjelaskan bahwa
bekerja itu penting untuk kehidupan
c.
Menjelaskan
macam-macam pekerjaan di lingkungan sekolah
d.
Mengenalkan macam
pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa
4.
Bimbingan
penggunaan waktu luang
a.
Mengenalkan cara
memebagi waktu
b.
Menggunakan
ppentingnya keseimbangan dalam penggunaan
waktu
c.
Mengenalkan
perlunya istirahat
d.
Mengenalkan
penggunaan waktu yang baik dan positif
E.
Cara dan teknik pelaksanaan bimbingan konseling
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam beberapa cara
tergantung pada sifat permasalahan, jumlah peserta didik, kesiapan tenaga
pembimbing, tersedianya waktu dan tempat serta fasilitas yang tersedia.
Berdasarkan hal tersebut cara yang di tembuh adalah:
a)
Klasikal yaitu
untuk melayani siswa yang sama kebutuhannya tanpa perlu pemisahan
b)
Kelompok yaitu
untuk melayani siswa yang sama kebutuhannya, tapi tidak sesuai untuk sebagian
siswa misal perbedaan kelamin, agama usia
c)
Alih tangan yaitu
dengan meminta bantuan pihak lain yang dipandang lebih berwenang, misal dokter,
psikolog
F.
Waktu dan tempat pelaksanaan bimbingan konseling
a)
Waktu
Pengaturan wakt
perlu diatur secara terpadu agartidak saling mengganggu dengan kegiatan
pengajaran dan latihan. Pengaturan wakt dilakukan dengan terjadwal seperti jam
pelajarn, terjadwal sendiri secara individual, mengambil waktu diluar jam
belajar.
b)
Tempat
Kegiatan bimbingan
dapat dilakukan di ruangan yang sudah disiapkan secara khusus untuk keperluan
bimbingan selain itu dapat dilakukan di kelas, perpustakaan dan tempat lain
yang memenuhi syarat dan disepakati bersama dengan siswa.
G.
Penilaian bimbingan konseling
Penilaian diperlukan untuk memperoleh informasi timbal
balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.
BAB 10
PENYELENGGARAAN DAN PERANAN GURU DALAM MENUNJANG
PELAKSANAAN BK DI SD
A.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah
Berdasarkan
keputusan menpa nomor 26/menpan/989 dan mendikbud nomor 43/MPK/990 penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah masih bervariasi dengan latar belakang
sebagai berikut:
1.
Guru kelas
sekaligus sebagai guru pembimbing
2.
Guru mata pelajaran
yang merangkap sebagai guru pembimbing
3.
Guru pembimbing
merangkap sebagai guru mata pelajaran
4.
Guru pembimbing
dengan latar belakang pendidikan non bimbingan dan konseling
5.
Kepala sekolah yang membimbing
sekurang-kurangnya 40 siswa
6.
Guru yang memiliki
minor bimbingan dan konseling
7.
Guru pembimbing
yang memiliki ijazah bimbingan dan konseling
B.
Peran guru dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar
Peran guru dalam
kegiatan BK yaitu:
Ø Informator: guru diharapkan sebagai pelaksana cara
mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
Ø Organisator: guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
silabus, jadwal pelajaran.
Ø Motivator: guru harus mampu memberikan dorongan dalam
mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya dan kreativitas siswa sehingga
terjadi dinamika dalam proses belajar-mengajar.
Ø Director: guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa.
Ø Inisiator: guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar
mengajar.
Ø Transmitter: guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
dalam pendidikan dan pengetahuan.
Ø Fasilisator: guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses pembelajaran.
Ø Mediator: guru sebagai penengah dalam kegiatam
belajar-mengajar
Ø Evaluator: guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik.
C. Peran
guru dalam bimbingan dan konseling
1.
Guru
sebagai perancang pengajaran
Guru memiliki kemampuan
untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien,
memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar.
Guru
dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM dengan memperhatikan
berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:
a.
Membuat
dan merumuskan TIK
b.
Menyiapkan
materi yang relevan
c.
Merancang
model yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa
d.
Menyediakan
sumber belajar , guru berperan sebagai fasilisator dalam pengajaran
e.
Guru
berperan sebagai mediator dengan memperhatikan referensinagar pembelajaran
efektif dan efisien.
2.
Guru
sebagai pengelola pembelajaran
Guru dituntut memiliki
kemampuan untuk mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan
kondisi belajar yang baik dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran
berjalan efektif dan efisien. Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa melalui berbagai media dan menciptakan kondisi
belajar dengan mengaitkan pengalaman sehari-hari.
3.
Guru
sebagai pengarah pembelajaran
Empat hal
yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah:
v
Membangkitkan
dorongan siswa untuk belajar
v
Menjelaskan
secara konkrit apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
v
Memberikan
reward terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian
prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
v
Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
4.
Guru
sebagai evaluator
Guru dituntut untuk secara
terus menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai
peserta didiknya dari waktu kewaktu.
5.
Guru
sebagai pelaksana kurikulum
Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang
dalam suatu kurikulum resmi. Berhasil atau gagalnya suatu kurikulum tersebut
pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru.
a.
Guru
adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas
b.
Gurulah
yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran
c.
Gurulah
yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan
pelaksanaan kurikulum di kelas.
6.
Guru
sebagai pembimbing
Guru dituntut untuk
mengadakan pendekatan dan dapat memahami peserta didiknya secara lebih mendalam
sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya.
7.
Guru
yang berperan sebagai pembimbing efektif
Guru yang
berperan sebagai pembimbing yang efektif adalah guru yang unggul dalam hal-hal
berikut:
a)
Mengajar
bidang studi (menimbulkan minat dan semangat siswa)
b)
Hubungan
siswa dengan guru harus baik, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan
luar.
c)
Hubungan
dengan guru (menunjukan kecakapan kerja sama dengan guru lain)
d)
Pencatatan
dan penelitian
Mempunyai
sikap yang ilmiah dan objektif, berniat dalam masalah-masalah penelitian
efisien dalam pekerjaan tulis menulis.
e)
Sikap
professional
Professional seorang guru
merupakan keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan yaitu
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum dan pengembangan manusia/ peserta
didik termasuk gaya belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,
kompetensi social.
BAB 11
MASALAH SISWA (KESULITAN BELAJAR), FAKTOR-FAKTOR
PENYEBB MASALAH DAN USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR
A.
Pengertian kesulitan belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana peserta didik tidak dapat
belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman hambatan ataupun gangguan dalam
belajar.
4 macam kesulitan belajar yang dirasakan oleh peserta
didik:
a.
Dilihat
dari segi kesulitan belajarnya
b.
Dilihat
dari mata pelajaran yang dipelajarinya
c.
Dilihat
dari sifat kesulitannya
d.
Dilihat
dari segi factor penyebabnya
B.
Beberapa penyebab kesulitan belajar
Faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar pada peserta didik meliputi gangguan atau kekurangmampuan
psiko-fisik siswa yaitu:
Ø
Bersifat
kognitif (rendahnya kapasitas intelektual peserta didik)
Ø
Bersifat
afektif (labilnya emosi dan sikap)
Ø
Bersifat
psikomotor (terganggunya alat-alat indra pendengaran dan penglihatan).
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik
antara lain:
1.
Faktor
peserta pendidik
2.
Faktor
sekolah
3.
Faktor
keluarga
4.
Faktor
masyarakat sekitar
C.
Cara mengenal peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar
Beberapa gejala yang menujukkan kesulitan belajar pada
peserta didik yaitu:
1.
Prestasi
belajar rendah
2.
Hasil
belajar yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
3.
Lambat
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
4.
Siswa
menunjukkan perilaku yang tidak wajar
5.
Siswa
yang IQnya tinggi terkadang prestasinya rendah
6.
Siswa
selalu menunjukan prestasi yang tinggi di mata pelajaran tertentu tetapi di
mata pelajaran lain remdah
Untuk
melihat kemungkinan siswa mengalami kesulitan belajar dapat melakukan
penyelidikan dengan cara: observasi, interview, dokumentasi, tes diagnostic.
D.
Usaha bimbingan konseling mengatasi kesulitan belajar
Langkah-langkah dalam
mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik dapat dilakukan melalui beberapa
tahap:
1.
Pengumpulan
data (melalui pengematan langsung, interview, dokumentasi, kunjungan rumah,
cash studi, daftar pribada, meneliti pekerjaan siswa)
2.
Pengolaan
data
Langkah-langkahnya
(identifikasi kasus, membandingkan antar kasus, membandingkan dengan hasil tes,
menarik kesimpulan)
3.
Diagnosis
(keputusan mengenai hasil dari pengolahan data)
4.
Prognosis
Dalam prognosis
dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan
yang harus diberikan kepada peserta didik untuk membantunya keluar dari
kesulitan belajar.
5.
Treatment
(perlakuan)
6.
Evaluasi
Evaluasi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang diberikan sudah berhasil
dengan baik.
BAB 12
REVIEW KASUS ”AKEELAH AND THE BEE”
Film Akeelah and bee menceritakan tentang kisah
seorang gadis kecil bernama Akeelah usianya baru menginjak 11 tahun. Dia
tinggal bersama ibu dan kedua saudaranya karena ayahnya sudah meninggal dunia.
Salah satu kakak Akeelah sekolah di penerbngan WDC, keadaan tersebut membuat
Akeelah sering merasa kesepian sehingga hari-harinya hanya berada di kamar dan
belajar. Sehari-hari Akeelah belajar untuk memahami bahasa latin, hal tersebut
di mulainya ketika ayahnya meninggal dunia, berawal dari keadaan tersebut Akeelah
mulai belajar mengeja kata-kata sulit bahasa latin karna menurutnya dengan
begitu dirinya merasa lebih tenang.
Suatu pagi disekolah saat hasil ulangan di
bagikan Akeelah mendapat nilai sempurna
dibandingkan teman-temanya yang lain. Akeelah mulai di suruh oleh gurunya untuk
belajar dan mengikuti perlombaan mengeja karena potensi yang dimiliki Akeelah.
Awalnya Akeelah acuh tak menghiraukan perlombaan tersebut sampai akhirnya
sekolah mengadakan pemilihan siapa yang pantas mengikuti perlombaan tersebut. Dan hasilnya Akeelah lah yang mampu mengalahkan
teman lainnya. Tiba Dr. Larabee yang saat itu berada isekolah menyuruh Akeelah
untuk mengeja kata-kta yang diucapkannya dan Akeelah mampu menjawab tetapi ada
satu kata yang tidak dapat dijawabnya sehingga Akeelah menangis karena diejek
oleh teman lainnya.
Kakak Akeelah mendukung Akeelah untuk mengikuti
perlombaan tersebut, Akeelah pun akhirnya bersedia menemui Dr. Larabee tetapi
dia tidak diterima karena sikapnya yang kurang sopan,, tetapi Akeelah tetap
belajar karena ngin membuktikan bahwa dirinya bisa dan mampu walaupun ibu
Akeelah tidak menyaksikan.
Awal perlombaan Akeelah merasa gugup dan takut kalau dia gugur dan mengecewakan kakaknya
yang memberi dukungan. Disana Akeelah menemukan teman, hingga sisa penentuan 10
besar. Saat Akeelah mengeja ada yang salah tetapi Karen ayang peserta yang lain
curang Akeelah dapat menyusul dan dapat mengikuti lomba ke tingkat selanjutnya.
Akeelah diajak temanya untuk belajar mengeja bersama, tetapi dia dimarahi oleh
ibunya setelah pulang karena dirinya tidak ijin. Untuk kedua kalinya Akeelah
menemui Dr. Larabee agak dia bias maju dan belajar lebih banyak lagi, disana dirinya
banyak beljar kosa kata dan berlatih untuk menghargai waktu.
Suatu hari Akeelah diajak ke acara tulang tahun
temanya yang bernama Javier, disana dia bertemu dengan Dylan seorang anak kulit putih yang cukup baik
dalam mengeja kata. Dylan mulai bermain
merangkai kata Dylan dan Akeelah yang bertahan, Akelah akhirnya
dikalahkan Dylan. Tetapi Dylan kena marah karena hamper kalah dari Akeelah.
Teryata Akeelah tak sengaja mendengar percakapan Dylan dan ayahnya hal tersebut
membuat Akeelah membuat Akeelah lebih bersemangat untuk belajar mengeja
kata. Dr Larabee banyak memberikan kosa
kata baru dari Prancis, Yunani, dan Latin. Dan memberikan motivasi kepada
Akeelah,, agar lebih berkonsentrasi Akeelah disuruh sambil lompat tali dan
mengeja kata.
Akeelah dimarahi ibunya karena mulai berbohong. Dr.
Larabee berbicara pada ibu Akeelah hingga akhirnya ibu Akeelah mau menerima dan
mendukung Akeelah. Sampai akhirnya tiba pada perlombaan untuk ke Wangshinton
DC. Satu persatu peserta mulai habis hingga hanya tersisa Dylan dan Akeelah. Akeelah
sempat mengalah dengan sengaja salah mengeja, tetapi Dylan tahu hal tersebut
dan Dylan pun ikut sengaja salah dalam mengeja kata. Dylan bertanya pada
Akeelah kenapa dia bersikap seperti itu dan Akeelah menjawab tidak mau melihat
aya Dylan kecewa dan memarahinya. Tetapi
Dylan justru memberi nasihat pada Akeelah jika dia seperti itu
akan membuat kecewa orang-orang yang sudah mempercayainya. Hingga
Akeelah mulai bersungguh-sungguh dalam menjawab. Mereka berdua tanpa ragu menjawab semua kata yang
diberikan, Sampai akhirnya Akeelah dan Dylan memenangkan perlombaan tersebut.
Dari cerita diatas kita di ajarkan untuk selalu
belajar dan bersungguh – sungguh dalam
mengerjakan sesuatu maka hasilnya pun akan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar